Minggu, 17 April 2011

TINGKAT KONSUMSI SUSU INDONESIA TERENDAH DI ASIA

Tingkat konsumsi susu masyarakat di Indonesia masih sangat rendah, yaitu sekitar tujuh liter per orang per tahun. Sementara penduduk di Malaysia ataupun Singapura mengonsumsi susu sekitar 24 liter per orang per tahun. Demikian dikatakan ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan, di sela-sela peluncuran kampanye minum susu segar setiap hari, Selasa (16/3) di Jakarta. Menurut Khomsan, rendahnya konsumsi susu di masyarakat karena faktor sosial budaya mereka yang tidak terbiasa minum susu.
''Selain faktor sosiobudaya, 60 persen masyarakat kita juga memiliki sifat lactose intolerance (alergi laktosa). Dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1998 disebutkan konsumsi susu rumah tangga setiap hari untuk produk susu segar di masyarakat perkotaan hanya 2,3%, susu bubuk sebesar 14,4%, dan susu kental manis sebesar 9,1%. Sedangkan rumah tangga yang tidak mengonsumsi susu di masyarakat perkotaan untuk produk susu segar sebanyak 84,6%, susu bubuk 65,5%, dan susu kental manis sebesar 52,1%. Lebih lanjut, Khomsan menjelaskan,''Susu kaya akan sumber kalsium dan mineral yang sangat bagus untuk kesehatan tulang. Khususnya pada wanita sangat penting minum susu karena kalsium pada susu akan memperkuat tulang selama wanita mengalami menopause.''

Pada ibu menyusui, lanjutnya, produksi air susu ibu (ASI) salah satunya diambil dari kalsium. Apabila kurang mengonsumsi kalsium, lama-lama ibu itu terkena osteoporosis. Selain itu, kebiasaan merokok, makan gula, garam, serta minum kopi menyebabkan berkurangnya kalsium di dalam darah. Susu juga membantu tubuh beristirahat. Menurut Khomsam, orang yang susah tidur bisa mengonsumsi susu sebelum tidur. ''Susu mengandung triptofan yang memproduksi hormon melatonin pada malam hari. Hormon ini membuat tubuh ingin istirahat dan tidur nyenyak.'' Sumber: Media Indonesia, Kamis 18 Maret 2004

Sementara itu Profesor Ilmu Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr Aman Wirakartakusuma mengatakan, tingkat konsumsi susu di Indonesia yang masih rendah ini berdampak pada rendahnya kualitas gizi balita dan anak. Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi nasional, tercatat, hasil survei tahun 2007 menyebutkan 5,4 persen rata-rata anak balita prevalensi gizi buruk dan gizi kurang sebesar 13 persen. Ia menyebutkan, banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat konsumsi susu di Indonesia, diantaranya adalah masih rendahnya produk susu nasional, rendahnya daya beli dan budaya minum susu di masyarakat.
Secara umum produksi susu Nasional sendiri hanya mampu memenuhi 23,45% dari kebutuhan susu nasional yang mencapai 2,19kg per kapita per tahun. Sisanya, 76,35% kebutuhan susu nasional di penuhi dari impor. Koran Tempo, Jum'at 15 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar