Rabu, 29 Juni 2011

Sosok Perempuan Jebolan IPB di balik Popularitas Outlet Dapur Coklat

ermey-dapur-cokelatTak terbayangkan dalam benak Ermey Trisniaty, kegemarannya makan cokelat pada akhirnya membuatnya kini menjadi salah satu pengusaha sukses kudapan cokelat. Hanya karena mengembangkan bisnis makanan kegemarannya, Ermey Trisniaty pun rela melepas kuliahnya. Toh, hasil kerja kerasnya pun bisa dinikmatinya sekarang. Delapan toko kini telah didirikannya dan jumlahnya terus berkembang.

Seiring dengan semakin banyaknya toko yang didirikannya, omzet perusahaan Ermey, Dapur Cokelat, pun bisa mencapai ratusan juta rupiah setiap bulannya. Dengan menjual permen cokelat (praline), kue (cake) ulangtahun, dan wedding cake harga bervariasi antara Rp 2.500 dan Rp 250 ribu, toko Dapur Cokelat bahkan mampu meraup omzet Rp 500 juta lebih setiap bulan. Ini tak termasuk kalau ada acara khusus, seperti perayaan Valentine’s Day atau musim orang menyelenggarakan resepsi pernikahan.

Sejak didirikan 10 tahun lalu, bisnis cokelat Ermey pun menjadi salah satu gerai ternama, terutama di kota besar tak hanya di Jakarta tapi juga di Surabaya. Jebolan Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor ini mengatakan, toko cokelatnya memiliki belasan varian yang ditawarkan kepada konsumen terutama pada saat hari-hari tertentu saja, seperti Valentne’s Day.

Ermey mengatakan, ia biasanya menggabungkan cokelat dengan motif bunga yang bisa dikonsumsi. “Supaya memudahkan pelanggan, biasanya kami menawarkan pemesanan melalui internet,” ujar Ermey. Ada kisah di balik berdirinya bisnis kudapan cokelat Ermey. Pada tahun 2001, Ermey mulai serius membangun toko cokelat. Ermey tak sendiri. Ia dibantu Okky Dewanto, kekasih yang kemudian kini menjadi suaminya itu.

Pada suatu waktu, Ermey membuat kue cokelat dan kemudian meminta Okky, kekasihnya saat itu, untuk mencicipi. Okky yang sudah lebih dulu bergerak di bisnis pastry terpikat kue Ermey. “Wah enak, nih, kita jual, yuk!” kata Ermey menirukan ajakan kekasihnya waktu itu.
Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Ermey mendapatkan tambatan hatinya sekaligus memulai cikal bakal usaha Dapur Cokelat-nya.

Dengan modal Rp 75 juta hasil patungan dengan Okky dan seorang teman, Ermey membangun toko di Jalan Ahmad Dahlan, Jakarta Selatan. Hampir 50% modalnya habis untuk investasi peralatan dan sewa lahan. Sisanya untuk membeli bahan baku cokelat dari produsen lokal. Ia hanya mempekerjakan tiga orang untuk membantu proses produksi di dapur.

Merintis bisnis makanan cokelat, Ermey punya cara promosi unik. Ia mengumpulkan nama orang dan alamat-alamat yang tidak ia kenal sebelumnya. “Saya kirim 1.500 kertas promosi Dapur Cokelat menggunakan perangko seadanya,” katanya. Usahanya itu membuahkan hasil. Pelan-pelan, pengunjung mulai datang. Dari semula sekadar coba-coba, belakangan, makin banyak dari mereka yang menjadi pelanggan tetap. Kini, dengan delapan gerai Dapur Cokelat, Ermey sudah memiliki 300 karyawan.

Sebelum menggapai sukses seperti sekarang, Ermey menempuh jalan terjal yang cukup panjang. Perempuan kelahiran Jakarta 2 Mei 1975 ini sejak kecil memang suka cokelat, baik dalam bentuk permen atau kue. “Zaman dulu, kan, cokelat-cokelat itu sudah enak sekali,” ujar Ermey. Saking gemarnya, perempuan yang biasa disapa Eyi ini kerap menyimpan cokelat di bawah bantal supaya bisa ia makan sebelum tidur. “Saya tidak bisa tidur kalau belum makan cokelat. Tapi, saya tidak pernah sakit gigi, tuh,” ujarnya.

Dalam menghasilkan produknya, Eyi mampu menghasilkan beragam bentuk. Mulai ada yang berbentuk piano, berbentuk CD yaitu Valentines Disc, miniatur gitar yang diberi nama Heart Strings, kemudian juga ada Truffle Love. Juga cokelat yang menghiasi kotak dengan dekorasi unik seperti Valentines Cup Cakes, Choco Loves Box, dan lainnya. Ada juga yang satuan seperti Endless Love, Just for Two, Big Herartt Lolipop, Candies Heart, Music Choco Cups, dan Single Choco Lovers.

Soal harganya, Ermey pun mematok harga bervariasi mulai dari Rp 3.750 sampai Rp 115.000. Produk yang termurah adalah Lollipop. Sedangkan yang termahal adalah Truffle Love Bouquet. “Soal bentuk kue, desain merupakan gabungan ide kreatif dari tim research and development kami. Tapi kami selalu memperhatikan selera pasar,” ujarnya. Nah siapa mau mengikuti jejak Ermey, menuangkan hobi menjadi bisnis? (*/Surabayapost)

ciputrapreneurship

Pedagang Stasiun Kereta yang Jadi Miliarder di China

Tak ada satu pun miliarder yang berhasil meraih kekayaan dalam waktu sekejap. Mereka memerlukan proses dan pengorbanan hidup. Zhou Xiaoguang adalah contoh paling nyata.

zhokuangDia merasakan getirnya pengorbanan dengan berjualan perhiasan di gerbong kereta dari satu stasiun ke stasiun lainnya. Dia harus membawa tas berisi pernik-pernik perhiasan. Jangan kira tas itu ringan. Berat tas berisi perhiasan manik-manik itu mencapai 50 kg atau lebih berat dari satu sak semen.

Tas seberat itu pun harus dibawa sendiri oleh Zhou dengan segala cara. Bahkan, kadang kala Zhou harus membawa satu karung perhiasan dengan berat mencapai 100 kg. Seorang pria saja tidak semuanya mampu membawa tas seberat itu sendirian. Belum lagi dia harus berpindah dari satu gerbong ke gerbong lainnya.

Dia juga tidak ragu untuk menjual perhiasan itu dari satu kota ke kota lainnya. Tapi, itu puluhan tahun silam. Kini Zhou sudah bisa tersenyum saat mengenang jerih payahnya. Dia sekarang memimpin Neoglory, perusahaan perhiasan pakaian dan kostum terbesar di dunia. Neoglory berhasil berkembang dengan pesat berkat tangan dingin Zhou yang selalu mengutamakan disiplin dan kerja keras.

Neoglory merupakan perusahaan yang memproduksi barang-barang perhiasan pakaian dengan harga yang murah. Mulai dari cincin, gelang, hingga kalung dengan harga yang ringan di kantong. Resep harga yang murah meriah itulah yang menjadikan penjualan perusahaan itu meroket.

Pertumbuhan bisnis yang paling cepat terjadi pada 1995–1998. Saat krisis ekonomi menerjang Asia, perusahaan yang dipimpin Zhou justru berhasil menguasai pasar China. Kini Neoglory memiliki ribuan toko yang tersebar di penjuru China. Sejak saat itu dia pun merekrut para manajer profesional dari Taiwan untuk membantunya memajukan bisnisnya.

Sebanyak 300 desainer pun direkrut untuk menghasilkan 100 desain baru setiap harinya. Berbasis di Yiwu, Provinsi Zhejiang, Zhou membawa kesuksesannya ke kota yang membesarkannya. Saat dia tinggal di Yiwu pada 1986, Yiwu merupakan daerah kumuh nan miskin.

Saat ini di Yiwu terdapat 4.000 perusahaan perhiasan dan mempekerjakan 100.000 orang. Sebanyak 70% produk perhiasan di seluruh China berasal dari Yiwu. Setiap tahun uang sebesar USD3 miliar berputar di kota itu, hanya dari sektor industri perhiasan. Zhou meninggalkan sekolah pada usia 16 tahun.

Dia ingin membuktikan bahwa kesuksesan bisa diraih dengan kerja keras. Dia meninggalkan bangku sekolah karena orang tuanya tidak sangkut membayar biayanya. Tapi, semangatnya pada dunia pendidikan tidak memupuskan harapannya melanjutkan kuliah. Pada usia 35 tahun Zhou melanjutkan kuliah dan mendapatkan gelar MBA.

“Saya merasa jika saya salah karena harus bekerja sebagai penjual keliling pada usia yang sangat muda,” kata Zhou dikutip dari BBC, mengenang perjuangan pahit pada tiga dekade silam. Hari ini perusahaan yang dikelola Zhou berhasil mendominasi industri lokal di China.

Selain mengelola bisnis perhiasan, dia juga mengembangkan bisnis properti dan memiliki tanah seluas 5 juta meter persegi di Yiwu. Dia juga melebarkan sayap dengan berinvestasi di bisnis minuman anggur dan investasi lainnya. Namun, perhiasan masih menjadi bisnis utamanya. Dia menjalankan bisnis itu bersama 28 anggota keluarga besarnya.

Bagi dia, bisnisnya harus memberikan manfaat bagi anggota keluarganya kemudian masyarakat sekitar. Dulu Zhou menjual perhiasan di stasiun kereta, kini dia menjualnya di lebih 70 negara. Neoglory pun memiliki mitra bisnis dengan pemilik merek ternama asal Austria, Swarovski. Swarovski menggunakan batu kristal yang diproduksi Neoglory.

Bahkan, penyanyi Celine Dion pun menggunakan perhiasan yang diproduksi Neoglory. Setiap tahunnya Zhou berhasil memikat para investor baru di Pameran Dagang Hong Kong. Dia juga membuktikan bahwa perhiasan China mampu bersaing dengan dominasi perusahaan perhiasan Hong Kong dan Korea Selatan.

Meski pernah menjadi “juara yang tersembunyi”, Neoglory kini menjadi merek yang diakui dunia. Permintaan terhadap perhiasan produk Neoglory mengalir dari Eropa dan Amerika Serikat. Kini Neoglory mengembangkan sayap pasar hingga ke Rusia, Amerika Selatan, hingga Timur Tengah.

“Kita harus mengembangkan sayap ke luar negeri untuk terus meningkatkan pertumbuhan,” ujar Zhou yang menjabat sebagai deputi di Kongres Rakyat Nasional (NPC) China.

Ketika menghadiri pertemuan tahunan anggota legislatif itu, Zhou datang dengan gemerlap perhiasan yang menunjukkan dirinya memiliki perbedaan mencolok dibandingkan mayoritas anggota kongres lainnya.

Zhou mengungkapkan, para perempuan China kini dapat bersaing sejajar dengan pria. Dia menambahkan, para pengusaha muda perempuan juga mendapatkan bantuan khusus untuk memulai bisnisnya. Zhou dikenal sebagai orang yang sangat ramah. Perusahaannya merupakan pusat pelatihan para pakar perhiasan.

Setiap tahunnya kompetitor selalu membujuk para ahli perhiasan Neoglory dengan iming-iming gaji berlipat ganda agar mereka bersedia pindah perusahaan. Tapi, Zhou tidak pernah mempermasalahkan itu. Bagi Zhou, berbagi ilmu dan pengalaman kepada orang lain merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupannya.

“Suatu hal yang mustahil jika satu pohon mampu membuat hutan. Diperlukan banyak orang dewasa yang matang untuk menghasilkan banyak perusahaan sukses,” katanya. “Jika para pengikut saya mampu berlari sangat cepat, maka saya pun harus berlari lebih cepat.” (*/Koran SI) 

ciputrapreneurship

Gina Rinehart, Perempuan Terkaya di Australia

Gina Rinehart, 57 tahun, sungguh mengguncang dunia. Pengusaha terkaya asal Australia ini disejajarkan dengan orang-orang terkaya di dunia seperti Carlos Sim, Bill Gates dan Warren Buffet. Bahkan kekayaannya diperkirakan mencapai Rp 1.375 triliun atau hampir setara APBN Indonesia.

gina-rinehart
Laman berita dunia baru-baru ini menulisnya sebagai calon wanita pertama sekaligus orang terkaya sejagat. Kekayaannya menyalip Carlos Slim, penguasaha telekomunikasi asal Meksiko dengan kekayaan Rp 649,7 triliun dan Pemilik Microsof, Bill Gates dari Amerika dengan kekayaan Rp. 491,7 triliun.

Rinehart mulai membangun kembali usaha pertambangan keluarganya sejak usia 30 tahun. Janda empat anak ini mendapatkan warisan perusahaan tambang, Hancock Prospecting, yang terancam bangkrut dari ayahnya.

Sejak ditangani Rinehart, Hancock Prospecting kian berkembang menjadi salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia. Pada 2010 keuntungan perusahaan ini meningkat dua kali lipat mencapai ratusan triliun.

Tapi penyelidikan Citigroup lebih mengejutkan. Keuntungan yang didapat sepanjang 2010 belum seberapa mengingat Renehart gencar melakukan ekspansi pertambangan batu bara dan bijih besi. Bahkan kekayaannya dipredikasi akan terus tumbuh puluhan kali lipat pada tahun mendatang.

Jika perusahaan Rinehart masuk bursa Australia (ASX) ia bisa mendapatkan US$30 miliar atau 260 triliun rupiah,'' demikian perhitungan situs bisnis Australia SmartCompany. Selain itu ekspansinya di tambang bara dan biji besi bisa meraih untung setiap tahun mendekati US$ 10 miliar atau sekitar Rp 85 triliun. (*/Tempointeraktif)
 Ciputrapreneurship.com