1. Menipu
Istilah subsidi BBM adalah sitilah menipu! Sebab, tak ada subsidi BBM. Pemerintah mengambil minyak Bumi milik rakyat secara gratis dengan biaya hanya US$ 10/barrel. Tapi karena hanya bisa menjual seharga US$ 77/barrel pemerintah merasa rugi jika harga munyak internasional lebih dari harga itu. Padahal, sudah untung US$ 67/barrel yakni untung Rp. 165,8 triliun per tahun (sumber: laporan keuangan pertamina 2005).
2. Penjajahan
Penghapusan subsidi BBM adalah bagiandari agenda konsensus washington untuk meliberalkan perekonomian Indonesia.Kenaikan BBM adalah proses sistematis untuk meminggirkan rakyat melalui liberalisasi BBM. BBM akan dikuasai perusahaan asing mulai dari hulu (eksplorasi minyak) sampai hilir (pom bensin SPBU)! Kenaikan harga BBM hanya menguntungkan mafia BBM asing dan anteknya!
3. Menyengsarakan Rakyat
Kenaikan/penghapusan subsidi BBM dapat di pastikan akan memicu kenaikan harga kebutuhan pokok dan biaya hidup rakyat. Penduduk miskin sebesar 60% penduduk Indonesia (menurut versi Bank Dunia) dan pengangguran sebesar 36%angkatan kerja dapat di pastikan akan semakin berat beban hidupnya.
4. Tidak Adil
Subsidi untuk bantuan likuiditas Bank Indonesia dan bunganya sebesar Rp. 230,33 triliun hanya dinikmati sekitar 14.000 orang, sedangkan 'subsidi' BBM sebesar Rp. 201,36 triliun dinikmati oleh 230 juta orang. Ini ketidakadilan.
5. Bohong
Tuduhan pemerintah kalau BBM murah akan menjadikan masyarakat boros menggunakan BBM dalah bohong! Sebab konsumsi BBM Indonesia cukup rendah, berada di urutan ke 116 di bawah negara Afrika seperti Botswana dan Namibia.
6. Dusta
Pemerintah mengatakan bahwa harga BBM di Indonesia murah karenanya harus di naikkan. Di Amerika, Cina dan Jepang memang harga BBM lebih tinggi daripada Indonesia. Tapi ingat, pendapatan mereka pun jauh lebih tinggi dari pada Indonesia. Premium kita Rp.5000,-/liter lebih mahal dari pada Venezuela Rp. 460,-/liter, Turkmenistan Rp. 736/liter, Iran Rp. 828,-/liter, Nigeria Rp. 920/liter, Saudi Arabia Rp. 1.104/liter, Kuwait Rp. 1932/liter dan Mesir Rp.2.300,-/liter.
7. Energi Indonesia Untuk Asing, Bukan Untuk Rakyat
Indonesia Ekspor 70% Batubara ke luar negeri, Indonesia pengekspor LNG terbesar di dunia. Indonesia ekspor 500.000 barrel minyak perhari. Tapi di dalam negeri listrik sering padam, masyarakat antri gas, minyak tanah dan pom bensin pun harganya terus meningkat. Sebab pertamina hanyamemproduksi 13,8% sementara sisa minyak Indonesia di kelola asing! chevron (41%), total E&P Indonesia (10%), Chonoco Philips (3,6%) dan CNOOC (4,6%) dll. Harganya pun harus harga Internasional.
8. Tidak Salah Sasaran
Subsidi hanya dinikmati orang kaya? Tidak!
- Orang kaya di Indonesia yang memiliki mobil mewah kurang dari 5%. Faktanya yang banyak menggunakan BBM adalah supir bis, metromini, mikrolet, supir truk, para nelayan dan pengendara motor yang memang memaksakan diri membeli/mencicil motor untuk mengirit.
- Penumpang angkot (bukan orang kaya) jika BBM naik pasti menderita karena tarif angkot naik.
- Di Indonesia dengan sistem pajak yang dzalim sebenarnya orang kaya juga berhak mengkonsumsi BBM subsidi karena mereka juga membayar pajak dengan jumlah yang cukup tinggi.
9. Pengalihan Subsidi
Katanya, subsidi harus di alihkan dalam bentuk subsidi langsung seperti pendidikan, kesehatan dan pencairan sumber energi alternatif? Faktanya, pendidikan dan kesehatan tetap mahal, orang miskin dilarang sakit! Pencarian sumber daya energi alternatif hanya omong kosong! Yang sudah Pasti harga BBM naik lagi! Beban Rakyat bertambah lagi!
Sumber : dikutip dari hizbuttahrir.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar